Senin, 19 November 2012

Absurd Vacation Part One



Berawal dari omongan lima gadis di warung pecel malam( lalu maka weekend pertama di bulan November ini kami berada di Pulau Pramuka. Personil yang berangkat vacation kali ini pun beraneka ragam profesi dari label Kompas TV.

Me ( Production Assistant) , Rio ( Editor ), Luna ( Talent Koordinator ), Arien ( Productin Assistant ), Devit ( Production Assistant ), Aji ( IT ), Wali ( Programmer )


Sabtu. Dengan menumpang mobil kantor kami meluncur ke muara angke dengan tambahan personil tak di undang ( baca : hujan ). HUJAN ??? yah karena ini memang musimnya....so enjoy it!!!!!

Kami berjalan menuju kapal…yah kapal yang berderet hampir seratus kapal tanpa judul. Maka pepatah ‘malu bertanya sesat di kapal eh jalan’ harus kita terapkan. Jika kalian berlibur mandiri tanpa bergabung dengan komunitas or travel ler or seems like that maka jangan malu-malu untuk bertanya, intinya inilah saat untuk menerapkan ke-kepoan di waktu dan lokasi yang tepat ( selama ini keponya di dunia maya kan ? heheheh ).

Bok berhubung mau liburan bukan di kota baiknya jangan memakai perhiasan berlebih atau make-up yang mencolok. ANW Kalau pakai eyeliner plus mascara plus gincu mencolok ga sih ??? :s
Uya baiknya sampailah di muara Angke sekitar pukul 06.00 WIB karena rata-rata kapal akan menyebrang pukul 07.00WIB. Setidaknya kita bisa menentukan posisi terlebih dahulu karena posisi menentukan kualitas mimpi kita saat tidur xoxoxoxox.

Karena ini kapal nelayan yah berarti jangan berekspektasi akan ada tempat tidur, selimut atau AC dll. ‘Tamu tak di undang’ pun masih setia menemani kami banget, yah mau gimana lagi posisi kami berada di lantai dua kapal yang hanya beralas terpal seada-adanya, bocor pun tak menyulutkan kami menemui pulau yang menjadi kotanya kepulauan Seribu. Karena pulau yang namanya seperti ekskul jaman sekolah dasar ini menjadi pulau  Administratif lengkap dengan rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum lainnya. Dengan kata lain masyarakat di pulau pari atau pulau tidung dkk jika mau berobat yah harus menyebrangi lautan ke p.pramuka.

Setelah tiga jam kami tertidur maka sang ABK menagih uang tiket kapal. Seorang dikenakan Rp 30.000 tapi ternyata boleh ada acara tawar menawar alias minta diskon, sayangnya kami mengetahui diskon dadakan itu setelah kami membayar tiket sesuai tariff. Hufffff

TOUCHDOWN PRAMUKA



Salah satu teman kami langsung bertemu dengan local guide setempat, Santo. Jadi baiknya bagi para backpacker dadakan risetlah tempat holiday kalian dan temukan guide yang tentunya sudah deal harga dari Jakarta.
Kaki melangkah menuju tempat penginapan yang terletak tepat di depan darmaga, Wisma Mutiara. Dua kamar dengan ruang santai di depan dihargai Rp 375.000 plus makan 4 kali untuk kapasitas tujuh wisatawan.

Makan siang, berganti baju dan langsung bergegas menuju perahu yang akan membawa kami menemui  penghuni lautan yang cantik. Karena jumlah kami hanya tujuh orang maka kapal dengan kapasitas sampai 15 orang terasa lega….koprol bisa loh ;) tapi terasa ngenes dikantong  yah karena kapal dengan budget Rp 150.000 hanya di bagi tujuh…yah sudahlah yay!!!!

Destinasi pertama adalah Semak daun. Menurut embah google, Semak daun adalah spot snorkeling  ter-hits bagi yang ke pulau Seribu…teryata bisa loh diganti dengan pulau harapan palsu…gimana gak harapan palsu teryata itu hanya dijadikan buat latihan memakai snorkel…bok wasting time kali yah kalau harus kesana Cuma latihan pakai snorkel.




Karena tak mau buang waktu lama, maka kami langsung meluncur ke spot snorkeling (sebenarnya).
Sankin jernihnya dari kapal pun karang-karang cantik itu seolah melambaikan tangannya mengajak kami untuk segera memakai alat snorkel dan Fin. Satu per satu pun menari dengan genre-ya masing-masing. Turis mancanegara pun bergerilya menari dan mengabadikan moment mereka bercengkrama dengan karang dan penghuni lautan lainnya. Sayang dari empat personil yang membawa kamera taka da yang membawa kamera underwater.

Housing-nya mana sodara-sodari ???


Perkapalan pun dilanjutkan menuju  Pulau Air, dinamakan pulau Air karena pulau ini seperti terbelah dua oleh air jadi seakan-akan jumlah air disana banyak ahahahhahahaa…
Kami hanya berenang menyebrang dari pulau satu ke pulau lainnya. Pemandangannya hijau disajikan disana dari pepohonan sampai airnya pun berwarna hijau toska.

Pulau Air

Butterfly on our stomach!!!! But tetap ingin snorkeling lagi lagi lagi lagi. 
Sang nahkoda pun segera menarik jangkar untuk mengantar kami menuju spot lainnya. Ke empat personil sudah meluncur ke lautan dan aku pun siap meluncur disaat sang ABK menunjuk kearah 1000m di depan sana ada warung indomie…WARUNG INDOMI DITENGAH LAUT. Kirain hanya di Jakarta yang bisa membuka dagangan dimana saja secara illegal atau semi legal (bayar upeti) ahahhahaha…



Akhirnya sang nahkoda mengarahkan kapal menuju warung indomi tengah laut itu…Makan mie dan ngopi di tengah laut tuh rasanya seperti makan bareng HIU ga sih ???

Pulau Panggang


Hiu ? yah kami juga bertemu dengan hiu di pulau Panggang. Disini terdapat restoran dan jadi ajang ber – ‘say heloo’ pada penguasa samudera ini. Karena hanya melihat hiu di penangkarannya maka terasa bosan lama-lama di sini. Beda cerita kalau bisa berenang bareng hiu seperti di Karimunjawa sehingga jadi ajang percumbuan kalian bareng si gigi buas ini hehehhehehehe.

Minggu. Omongan semalam : besok pagi kita sunrise-an terus sepedaan.
Jarum jam sudah menunjuk 08.00WIB . That’s why I love about holiday…no need to wake up earlier in the morning…ahahahahahah………

Kita memutuskan untuk bermain perahu pisang, Banana boat uyeeeahhhh…Setelah tawar menawar akhirnya kami siap duduk diatas perahu pisang ini. Dengan harga Rp 130.000 untuk tujuh penumpang dan diberi kesempatan "dibuang ke laut" sebanyak tiga kali.




Pantai, laut dengan segala pernak-perniknya selalu membawa sukacita dalam diri saya, saya juga loh, saya apalagi, saya banget, aku, me…me…me yanh mungkin anda juga.

Kembali ke ibukota dengan pernak-perniknya pun siap dihadapi walaupun dengan muka berjerawat dan sedikit meredup cahayanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar